AS-Saudi akan Menyetujui Kerja Sama Keamanan untuk Buka Relasi dengan Israel, Hingga Demonstrasi Mahasiwa Perjuangkan HAM bagi warga Palestina

Aksaratimes.com I 5 Mei 2024 Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat dan Arab Saudi akan segera menyepakati kerja sama keamanan, sebagai langkah untuk membuka kembali pembicaraan normalisasi antara Saudi dan Israel. Kesepakatan ini diharapkan menjadi bagian dari solusi untuk meningkatkan stabilitas di Timur Tengah.

Berdasarkan informasi dari tujuh sumber yang mengetahui perkembangan tersebut, AS dan Saudi sedang dalam tahap akhir penyelesaian kesepakatan terkait jaminan keamanan dan pengembangan nuklir. Langkah ini dipandang sebagai upaya mediasi AS dalam memfasilitasi pembicaraan normalisasi antara Saudi dan Israel yang sempat terhenti akibat konflik di Jalur Gaza, Palestina.

Negosiator AS dan Saudi saat ini tengah fokus pada pembentukan perjanjian keamanan bilateral yang dianggap sebagai langkah krusial dalam membuka jalan bagi normalisasi hubungan dengan Israel. Paket kesepakatan yang akan diajukan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diyakini akan memerlukan keputusan untuk mempertimbangkan konsesi tertentu demi menjaga hubungan dengan Riyadh.

Read More

Matthew Miller, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, menyatakan optimisme bahwa kesepakatan ini akan segera tercapai. Langkah ini juga dianggap sebagai strategi AS untuk menghadang upaya Saudi dalam mengakuisisi persenjataan dari China, serta untuk meminimalisir pengaruh Beijing di kawasan tersebut.

Sementara itu, demonstasi pro-Palestina di kampus-kampus AS menjadi perhatian utama, seiring dengan meluasnya aksi protes yang bermula dari Columbia University. Kekhawatiran terhadap situasi di Gaza memicu gelombang demonstrasi yang menyebar dengan cepat, mengundang respons keras dari aparat kepolisian.

Para pengamat menilai bahwa krisis di Gaza tidak hanya mempengaruhi situasi di Timur Tengah, tetapi juga menjadi isu politik di dalam negeri AS. Peristiwa ini telah menjadi poin polarisasi antara Partai Republik dan Partai Demokrat, dengan pendukung Republik yang cenderung solid mendukung Israel dan mengecam kampus-kampus yang dianggap bersimpati terhadap Palestina.

Penangkapan lebih dari seratus demonstran di Columbia University menjadi pemicu bagi aksi protes yang semakin meluas di berbagai kampus. Situasi ini dianggap sebagai kemenangan politik bagi kelompok sayap kanan, yang memanfaatkan perpecahan internal di kalangan Demokrat untuk memperkuat basis dukungan mereka.

Secara keseluruhan, normalisasi hubungan antara AS-Saudi dan Israel, serta gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus AS, mencerminkan dinamika politik yang kompleks, baik di level internasional maupun domestik Akibat dari Agresi Isreal di Gaza Pelestina yang mengabaikan Hukum Internasional, Kecaman Berbagai Negara, Anggota DK PBB dan bahkan badan HAM internasional. (red)