Aksaratimes.com | 27 Agustus 2024. Jakarta – China menyebut banyak pihak yang khawatir akan kebijakan Amerika Serikat dan para sekutunya yang terus melonggarkan pembatasan penggunaan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia. Salah satu pihak itu adalah Indonesia.
“Semua pihak khawatir bahwa Barat terus-menerus melonggarkan persyaratan untuk menyerang wilayah Rusia dengan senjata yang mereka pasok,” kata Utusan Khusus China untuk Urusan Eurasia, Li Hui, dalam konferensi pers pada Selasa (27/8/2024).
Sejak 28 Juli hingga 7 Agustus lalu, Li telah mengunjungi Brasil, Afrika Selatan, dan Indonesia. Dalam kesempatan itu, dia mengadakan pembicaraan dengan para pejabat masing-masing negara mengenai penyelesaian krisis Ukraina.
Li mengatakan, situasi terkini di medan pertempuran antara Rusia dan Ukraina telah mengonfirmasi kekhawatiran akan meningkatnya eskalasi akibat kebijakan Barat tersebut. Diplomat China itu menambahkan, semua pihak juga khawatir tentang risiko meluasnya konflik tersebut.
Sebelumnya dilaporkan bahwa perusahaan-perusahaan senjata dan kedirgantaraan terbesar di dunia diprediksi menikmati arus kas sebesar 52 miliar dolar AS pada 2026. Jumlah itu setara dengan Rp805,12 triliun pada kurs saat ini.
Hal itu terungkap lewat hasil analisis Vertical Research Partners yang dipublikasikan surat kabar Financial Times di London, Inggris, kemarin. Menurut laporan itu pesanan senjata bakal mengalir selama tiga tahun ke depan dari seluruh dunia. Hal itu seiring meningkatnya konfrontasi dan ketegangan Barat atau sekutunya dengan Rusia, China, Iran, dan negara-negara lain.
“Sebanyak 15 kontraktor pertahanan teratas kini diproyeksikan menikmati arus kas bebas sebesar 52 miliar dolar AS pada 2026,” bunyi laporan itu.
Mei lalu, Presiden AS Joe Biden mulai mengizinkan Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Amerika untuk menyerang ke wilayah Rusia. Namun serangan itu hanya boleh dilakukan dengan tujuan sebagai serangan balasan di wilayah Kharkiv. Sampai hari ini, AS masih enggan memberi lampu hijau Ukraina untuk melakukan serangan rudal jarak jauh terhadap wilayah Rusia.
Negara-negara sekutu AS di Eropa juga mulai memberi izin Kiev menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menyerang ke dalam wilayah Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berulang kali mengingatkan Barat akan akibat yang akan ditimbulkan oleh pengiriman rudal jarak jauh ke Ukraina. Dia bahkan juga mewanti-wanti peluang Rusia untuk mengaktifkan doktrin nuklirnya jika hal itu terjadi. (red)
source:INews.id