Demam Berdarah “Mengancam” Kediri

Kediri (aksaratimes.com) —Curah hujan yang tinggi dan kondisi terik panas matahari dikala siang hingga menyebabkan kelembaban yang tinggi diduga memicu cepatnya perkembang biakan nyamuk, sehingga kondisi ini bisa “memicu” munculnya kasus demam berdarah di Kabupaten Kediri meningkat.Dari catatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri bila kasus DB telah merenggut nyawa 9 warga meninggal dan ratusan lainnya terkena. Hal itu diketahui sejak awal hingga pertengahan bulan Januari 2019 ini ditemuk penderita.

Dari sekian korban yang meninggal dunia seorang Balita asal Kecamatan Kandat,Kabupaten Kediri,Jawatimur bernama Siva Mei Nurul (3)Putri pasangan Ponirin dan Rupi Rahayu meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Dijelaskan Giyem (52), bibi korban, keponakannya mulai menunjukkan gejala demam tinggi pada Selasa lalu, kemudian Siva dibawa ke Rumah Sakit Surya Melati di Ngletih, pada Sabtu pagi oleh Orang Tuanya dan hanya rawat jalan.

Read More

Pada hari Senin Siva kembali dibawa ke rumah sakit yang ada di Desa Ngletih, Kandat karena kondisinya tidak membaik dan sore harinya bungsu dari dua bersaudara itu dirujuk ke rumah sakit umum di Kabupaten Kediri. Dan Siva akhirnya dinyatakan meninggal dunia pukul 24.00 WIB, dan Selasa (15/1/19) jenazahnya dimakamkan

Terpisah, Nur Munawaroh, Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri mengatakan, serangan penyakit demam berdarah memang menunjukkan trend kenaikan. Pada Desember 2018 lalu 205 kasus, pada awal hingga pertengahan bulan januari 2019 ini sudah meningkat menjadi 232 kasus.

Saat ini penyebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini sudah meluas di 26 kecamatan, di Kabupaten Kediri. Bahkan, hingga saat ini terdapat 9 orang meninggal dunia yang terbagi antara lain, tiga orang dari Kecamatan Ngadiluwih, satu di Kecamatan Badas, satu dari Kecamatan Ringinrejo, satu dari Kecamatan Ngancar, satu dari Kecamatan Grogol, satu dari Kecamatan Kandat dan satu Kecamatan Gurah.

“Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri menerapkan status waspada KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah.Dinkes menggalakkan program jumantik, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan pengasapan atau fogging di daerah yang ditemukan penderita demam berdarah,”tandasnya

Sementara dari tahun –tahun sebelumnya, demam berdarah terus mengalami peningkatan. Pada bulan januari tahun 2017 terdapat 115 kasus, tahun 2018 terdapat 151 kasus dan hingga pertengahan bulan januari 2019 ini terdapat 232 kasus.

Sejauh ini Demam Berdarah juga terjadi di Kota Kediri dimana Dinas Kesehatan melakukan pengasapan alias fogging di tiga RT yang ada di Kelurahan Tamanan ,Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, Jawatimur, Selasa siang (15/1/19) dimana ada 4 warga diwilayah setempat terjangkiti DBD. Dari catatan Dinas Kesehatan Kota Kediri Kasus DBD Tahun 2018 total ada 215 dengan 1 warga meninggal dunia, dengan sebbaran untuk Kecamatan Mojoroto ada 110 Kasus, Kecamatan Kota sebanyak 42 Kasus dan Kecamatan Pesantren 63 Kasus.

“Dinas Kesehatan berharap masyarakat terus menggalakan PSN dan membersihkan lingkungan sekitar sehingga tidak ada kesempatan untuk Nyamuk DBD berkembang biak.Dan sejauh ini sebaran yang paling banyak di wilayah Kecamatan Mojoroto,”tandas Fauzan Adima Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri.(MB)