Kediri(aksaratumes.com)- Masalah lingkungan hidup saat ini semakin banyak dan penting untuk segera dicari solusinya. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya diskusi publik tentang hal ini, tidak terkecuali di Kota Kediri. Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) mengadakan _Focus Group Discussion_ (FGD) Penyusunan Rencana Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kota Kediri tahun 2019. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Kilisuci, Kamis (12/9).
Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar hadir sekaligus membuka acara. Mengawali sambutannya, Walikota Kediri mengingatkan forum ini penting untuk keberlanjutan bersama, khususnya untuk Kota Kediri. “Saya rasa sekarang Pak Presiden pun juga sangat fokus terhadap krisis lingkungan hidup. Oleh karena itu, kita diskusinya juga harus kritis supaya bisa membangun Kota Kediri betul-betul lebih baik lagi. Dan tentunya kalau mungkin nantinya ada indeks kenyamanan tinggal di Kota Kediri pun juga harus meningkat. Saya juga ingin mengingatkan bahwa yang paling kelihatan yaitu aspal kita selalu naik. Lalu warga kita lebih suka paving dibanding tanah. Paving memang bisa menyerap tapi tidak bisa maksimal seperti tanah. Saya lihat di daerah maju, taman-taman digunakan sebagai resapan air. Ini juga perlu kita pikirkan bersama. Apabila ada ruang publik justru harus digunakan untuk resapan air. Kalau kita secara _massive_ melakukan ini bersama-sama di seluruh indonesia, maka air yang disedot dalam tanah itu tidak akan turun,” tandas Mas Abu.
Walikota muda tersebut melanjutkan, dalam periode kedua kepemimpinannya bersama Ning Lik mengusung misi yaitu mewujudkan Kota Kediri yang aman, nyaman dan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. “Saya dan Ning Lik ada misi dalam mewujudkan Kota Kediri yang aman, nyaman dan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Jadi anak cucu kita tetap bisa merasakan. Saat ini indeks kualitas lingkungan hidup Kota Kediri besarnya 58,29, target saya di 2024 nanti menjadi 70,00. Saya berharap banyak lagi tempat-tempat yang layak untuk anak-anak bermain. Karena penduduk kita kurang lebih 80% tempatnya di perkampungan, 20% nya di pinggir jalan. Rata-rata rumahnya berdekatan. Oleh karena itu, mereka harus bermain di luar dengan alam,” lanjut Mas Abu.
Kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan penyusunan dokumen yang semakin bagus sehingga permasalahan lingkungan hidup di Kota Kediri bisa teratasi dan akhirnya berdampak pada pembangunan yang berkelanjutan. “Mudah-mudahan nanti penyusunan dokumennya semakin bagus sehingga kita bisa melakukan _sustainable_ _development_. Kita membangun, memperbaiki trotoar, dll, tapi tetap dikonsep pendekatannya adalah alam. Lingkungan kita baik, buang sampah juga tidak boleh sembarangan dan pengurangan sampah plastik yang sebentar lagi juga ada Perwalinya. Jangan sampai kita punya lingkungan yang ternyata tidak ada airnya. Kita ingin Sumber Daya Alam tetap bagus terus sampai kapanpun. Makanya harus kita jaga. Ke depan kita juga harus mengedukasi masyarakat, baik mengenai masalah pembuangan limbah dan sampah. Ini harus kita tata _bareng_ ,” tandasnya.
Adapun topik yang dibahas dalam forum tersebut yaitu Sumber Daya Alam (SDA), kualitas lingkungan hidup, pengendalian SDA dan adaptasi mitigasi perubahan iklim di Kota Kediri. Narasumber dalam kegiatan tersebut yaitu Dr. Lutfi Muta’ali pengajar Fakultas Geografi dari UGM Yogyakarta. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Eny Endardjati, Seluruh Kepala OPD di Lingkungan Pemkot Kediri, Direktur PDAM, Lurah Se-Kota Kediri, Pimpinan Instansi / Lembaga, Pimpinan Civitas Akademika, Aktivis Peduli Lingkungan dan Perwakilan Pelaku Usaha.