Hari ini Hari Kebangkitan Nasional, Ketahui Sejarah, Latar Belakang, Tokoh, dan Maknanya!

Aksaratimes.com I 20 Mei 2024 Jakarta – Hari Kebangkitan Nasional (disingkat Harkitnas) diperingati bangsa Indonesia setiap tanggal 20 Mei. Peringatan ini tidak lepas dari momen bersejarah berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional / Peringatan Hari Kebangkitan Nasional pertama kali dilakukan pada era Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan di Yogyakarta, bersamaan dengan peringatan 40 tahun berdirinya organisasi Budi Utomo. Penetapan Hari Kebangkitan Nasional sebagai Hari Nasional kemudian diresmikan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang bukan Hari Libur.

Peringatan ini diperkuat di era Presiden Soeharto dengan keluarnya Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Read More

Latar Belakang Hari Kebangkitan Nasional

Momen kebangkitan nasional di Indonesia dimulai di era pergerakan nasional, yaitu saat pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai menerapkan Politik Etis sejak 17 September 1901. Politik Etis diterapkan sebagai bentuk balas budi pemerintah Belanda kepada rakyat Hindia Belanda, setelah kebijakan tanam paksa (cultuurstelsel) yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Johannes van den Bosch.

Politik Etis memiliki tiga program utama: irigasi, edukasi, dan transmigrasi. Program edukasi memberikan dampak terbesar karena memunculkan kaum bumiputra terpelajar yang mengubah sejarah bangsa Indonesia. Salah satu hasilnya adalah didirikannya sekolah kedokteran Belanda, STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen), untuk mengatasi berbagai wabah penyakit di Pulau Jawa.

Meski pendidikan melalui Politik Etis tidak hanya untuk anak-anak elit pribumi, hal ini berhasil membawa serta ide-ide politik Barat tentang kebebasan dan demokrasi. Dampaknya, mulai bermunculan kelompok pribumi elit berpendidikan yang mulai menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional, termasuk berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Budi Utomo didirikan oleh dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA sebagai organisasi pelajar yang bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, dan tidak bersifat politik. Meskipun tidak langsung terjun ke bidang politik, ide dan semangat anggotanya memicu gerakan yang menginginkan kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini memulai gerakan penting dengan membangkitkan semangat nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Hari Kebangkitan Nasional juga digunakan sebagai momentum untuk mengenang jasa para pendahulu yang berjasa bagi bangsa ini. Beberapa tokoh penting yang berperan dalam pergerakan nasional Indonesia antara lain:

  1. dr. Wahidin Soedirohusodo
    • Penggagas Budi Utomo bersama dr. Soetomo, yang bertujuan memajukan pendidikan dan menyadarkan masyarakat mengenai martabat bangsanya.
  2. dr. Soetomo
    • Pendiri Budi Utomo sekaligus pemimpin organisasi tersebut, yang memperjuangkan hak bangsa Indonesia untuk merdeka.
  3. HOS Tjokroaminoto
    • Pelopor gerakan serikat buruh di Indonesia dan pemimpin Sarekat Islam (SI), yang tumbuh menjadi organisasi besar di bawah kepemimpinannya.
  4. dr. Cipto Mangunkusumo
    • Salah satu dari Tiga Serangkai pendiri Indische Partij, dikenal karena kritik kerasnya terhadap Belanda.
  5. Douwes Dekker (Dr. Danudirja Setiabudi)
    • Pendiri Indische Partij dan penasihat Presiden Sukarno, juga Menteri Negara dalam Kabinet Sjahrir III.
  6. Ki Hajar Dewantara (Soewardi Soerjaningrat)
    • Pendiri Indische Partij dan dikenal karena kritik kerasnya terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui tulisannya.

Makna Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional memiliki makna mendalam, tidak hanya sebagai momen untuk mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga sebagai momen untuk meneruskan semangat mereka. Bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, serta kesadaran sebagai sebuah bangsa untuk memajukan diri melalui gerakan organisasi perlu terus dikobarkan. Sejarah perayaan Hari Kebangkitan Nasional harus dipelajari dan dipahami, untuk dijadikan inspirasi dalam membangun dan mewujudkan cita-cita hidup berbangsa. (red)