Iran Pangkas Personel Militer, Usai Konsulatnya Diserang Israel di Suriah, hingga Latihan Militer NATO bikin Tegang situasi

Aksaratimes.com I 25 April 2024 Jakarta – Iran telah mengurangi kehadiran militer di Suriah setelah serangan terhadap konsulatnya di Damaskus yang diduga dilakukan oleh Israel. Selama satu dekade terakhir, Iran telah memberikan dukungan militer kepada pasukan pemerintah Suriah dalam perang sipil yang terus berlanjut di negara tersebut. Namun, serangkaian serangan udara yang menargetkan komandan-komandan militer Iran di Suriah telah mendorong perubahan dalam kehadiran militer Iran di wilayah tersebut.

Sumber yang dekat dengan Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon, dan kelompok pemantau konflik Suriah melaporkan bahwa Iran telah menarik pasukannya dari wilayah Suriah bagian selatan, termasuk Provinsi Quneitra dan Daraa. Meskipun demikian, Iran masih mempertahankan kehadiran militer di wilayah lain di Suriah. Serangan mematikan terhadap konsulat Iran di Damaskus pada awal bulan ini, yang menewaskan beberapa personel Garda Revolusi Iran, menyebabkan Teheran melancarkan serangan balasan terhadap Israel. Ini merupakan serangan langsung pertama Iran terhadap Israel sepanjang sejarah.

Sebelum serangan terhadap konsulat, Iran telah mulai menarik mundur pasukannya dari Suriah setelah serangan pada Januari yang menewaskan beberapa personel Garda Revolusi Iran. Pasukan militer Iran dikabarkan ditarik mundur dari Damaskus dan Suriah bagian selatan, dengan petempur Lebanon dan Irak yang didukung Iran mengambil alih posisi mereka. Meskipun Iran telah berulang kali menyatakan bahwa mereka hanya mengirim perwira untuk memberikan saran dan pelatihan militer di Suriah, laporan menunjukkan bahwa sekitar 3.000 personel militer Iran telah dikerahkan ke Suriah, didukung oleh ribuan petempur dari negara-negara seperti Lebanon, Irak, dan Afghanistan.

Read More

Kehadiran Iran di Suriah juga menjadi kurang terlihat di ibu kota, dengan beberapa kantor militer Iran ditutup dan bendera serta foto pemimpin Iran yang sebelumnya terpampang di beberapa tempat kini telah hilang. Serangkaian serangan terhadap target militer Iran di Suriah telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dan menyebabkan perubahan dalam dinamika kehadiran militer Iran di Suriah.

Sebelumnya, NATO juga diberitakan telah memulai latihan militer terbesarnya dalam beberapa dekade yang melibatkan sekitar 90.000 tentara. Latihan yang dinamai Steadfast Defender 2024 ini diumumkan berlangsung hingga akhir Mei. Panglima Tertinggi Sekutu NATO Eropa, Jenderal AS Christopher Cavoli, menyatakan bahwa latihan tersebut melibatkan unit-unit dari seluruh 31 negara anggota NATO, termasuk Swedia, Swedia secara resmi menjadi anggota NATO pada Kamis (7/3/2024) waktu setempat.

Cavoli menegaskan bahwa latihan ini merupakan kesempatan bagi NATO untuk menunjukkan kemampuannya dalam memperkuat kawasan Euro-Atlantik dengan memobilisasi kekuatan transatlantik dari Amerika Utara. Pasukan dari sekutu NATO dan Swedia akan terlibat dalam serangkaian latihan individu yang lebih kecil, meliputi pergerakan dari Amerika Utara hingga sisi timur NATO yang berdekatan dengan perbatasan Rusia.

Latihan ini melibatkan 50 kapal angkatan laut, 80 pesawat, dan lebih dari 1.100 kendaraan tempur. Ini merupakan latihan terbesar sejak latihan Reforger pada tahun 1988 selama Perang Dingin, dan terjadi dalam konteks perombakan pertahanan NATO menghadapi ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Dalam upaya untuk melindungi diri dari potensi serangan Rusia, aliansi NATO telah mengirimkan ribuan tentara ke sisi timur dan menyusun rencana pertahanan terluas sejak runtuhnya Uni Soviet. Keseluruhan latihan ini mencerminkan komitmen NATO untuk mempertahankan stabilitas dan keamanan di kawasan Euro-Atlantik. (red)