Sejumlah 920 orang peserta dari 46 kelurahan Kota Kediri mengikuti sekolah perempuan secara daring “Selimut Hati”, akronim dari Sekolah Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti yang diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK Kota Kediri bekerjasama dengan DP3AP2KB Kota Kediri. Acara yang berlangsung dari tanggal 25-26 November 2020 ini menghadirkan 4 narasumber yaitu Dewi Julianti S.H. (Staf Humas dan Media Rifka Annisa), Nilam Sari (pendiri dan pemilik kebab Baba Rafi), dr. Boyke (ginekolog dan seksolog) serta Vera Itabiliana (psikolog).
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang hadir dan membuka secara virtual kegiatan tersebut memberikan dukungan penuh pada acara pendidikan gratis dan berkualitas semacam ini.
“Visi Kota Kediri tahun 2020-2024 adalah Kota Kediri Unggul dan Makmur dalam Harmoni. Dalam visi itu, di dalamnya terdapat 10 program unggulan. Salah satu program yaitu memberikan pendidikan gratis dan berkualitas. Di Kota Kediri pendidikan itu tidak hanya formal saja, tapi informal juga ada. Beberapa program sudah kita jalankan ada _English Massive_, yang akan berjalan ada Quran _Massive_ dan kali ini ada Sekolah Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti (Selimut Hati),” ujarnya.
Untuk memotivasi para peserta, Wali Kota Kediri juga menceritakan kisah sukses para tokoh perempuan Indonesia. “Banyak cerita sukses tentang perempuan seperti Ibu RA Kartini, Rasuna Said, Martha Christina Tiahahu dan dulu Wakil Wali Kota Kediri juga perempuan yaitu almarhumah Ibu Lilik Muhibbah. Ini menandakan bahwa perempuan dan laki-laki punya derajat dan hak yang sama. Tapi perempuan itu juga tidak melupakan kewajibannya. Artinya perempuan itu _multitasking_ dan sangat hebat sekali,” tutur Wali Kota Kediri.
Lebih lanjut Wali Kota Kediri berharap TP PKK Kota Kediri terus menjadi garda terdepan yang mengedukasi perempuan-perempuan yang ada di Kota Kediri sehingga mereka memiliki bekal pengetahuan dan benar-benar berdaya. “Saya pribadi sangat menaruh harapan pada generasi muda kreatif Kota Kediri, sebab di tangan merekalah masa depan kota kita ini akan dimajukan, khususnya untuk kaum perempuan,” kata Mas Abu.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar menceritakan latar belakang digagasnya sekolah perempuan di Kota Kediri.
“Ide untuk mengadakan sekolah perempuan ini berawal dari kegelisahan saya ketika melihat banyak sekali terjadi kekerasan terhadap perempuan. Sekolah ini berharap mampu berikan bekal pengetahuan kepada remaja putri Kota Kediri,” kata Ferry Silviana Abu Bakar, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri.
Menurut Bunda Fey, perempuan memang sosok yang menjadi lemah bila tidak sadar tentang hak-hak perempuan yang sebetulnya sudah dijamin oleh negara. Tim penggerak PKK merasa perlu untuk bersama-sama belajar tentang hak-hak perempuan, pengetahuan reproduksi, hingga wirausaha sehingga memberi wawasan kepada para remaja Kota Kediri. Selain untuk memahami hak-haknya sebagai perempuan juga mampu mandiri secara ekonomi.
Secara teknis, semua narasumber berbicara via daring yang diikuti oleh para peserta dari masing-masing kelurahan. Tiap kelurahan menghadirkan 20 orang remaja putri usia 15-18 tahun untuk bersama-sama mengikuti acara daring. Setiap kelurahan tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.
Untuk materi, Dewi Julianti membawakan materi tentang membangun kesadaran perempuan, Nilam Sari membicarakan tentang wirausaha untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, dr. Boyke menyampaikan tentang pentingnya kesehatan reproduksi, dan Vera Itabiliana tentang pengendalian emosi hingga tak mudah depresi. (Red)