Kediri (aksaratimes.com) – Covid 19 tak hanya menyerang tubuh, tapi juga menyerang relasi sosial. Warga Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren mengalami hal ini. Bahkan bukan hanya warga dan keluarga pasien positif, tetapi juga warga lain karena berasal dari Tempurejo.
Hal ini disampaikan oleh Lurah Tempurejo, Suminarto. Ia mewakili warganya menyampaikan stigma yang diterima warganya.
“Kalau orang tahu dari Kresek, langsung orang-orang menjauhi dan berlebihan menjauhinya,” kata Suminarto. Tempurejo terdiri dari dua lingkungan yaitu Kresek dan Wangkalan. Kresek merupakan lokasi terbanyak pasien terkonfirmasi positif yaitu sejumlah 10 pasien. Ia mengatakan, ada beberapa pekerja yang kemudian dirumahkan gara-gara asalnya dari Kresek. Pun yang berjualan makanan menjadi tidak laku bila tahu asalnya dari Kresek.
“Padahal warga serta petugas sudah BPBD sudah bekerja dengan baik,” tambah Suminarto. Ia mencontohkan misalnya remaja yang kemudian terkonfirmasi positif. Bahkan sebelum dites pun, setelah anggota keluarganya positif, dia sudah tidak keluar rumah. Jadi tidak tepat bila dikatakan setelah positif masih keluar dan terkesan menularkan. Berkumpulnya remaja ini sebelum ada yang terdampak Corona. Ia memang banyak teman karena aktif di grup kesenian.
Menyikapi stigma yang dihadapi oleh masyarakat Tempurejo, dr. Fauzan Adima, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri mengatakan bahwa stigma dan ketakutan berlebihan tidak tepat.
“Covid tidak akan menular selama seseorang disiplin mematuhi protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer dan selalu jaga jarak,” kata Fauzan.
Fauzan juga menambahkan, sesuai yang sudah disampaikan Walikota Kediri bahwa jangan menstigma pasien Covid. Apalagi yang bukan pasien hanya karena ada hubungan keluarga atau bertetangga dengan pasien Covid.