Kewaspadaan kita terhadap penyebaran Tuberkulosis, sama pentingnya dari pencegahan Wabah Pneumonia asal China

Aksaratimes.com I 4 Desember 2023 Jakarta – Dokter Erlina Burhan, seorang spesialis paru-konsultan di RSUP Persahabatan, mengingatkan masyarakat agar tidak hanya fokus pada kekhawatiran terhadap wabah pneumonia di China, tetapi juga tetap waspada terhadap penyakit pernapasan lain, yaitu tuberkulosis.

Meskipun kekhawatiran terhadap pneumonia di China mencuat, dokter Erlina Burhan menyoroti tingginya angka kejadian tuberkulosis (TB) di Indonesia. Menurutnya, Indonesia menempati peringkat kedua di dunia untuk kasus TB, dengan angka insidensi yang meningkat dari 969 ribu menjadi 1.060.000, seperti yang dilaporkan oleh WHO.

Dokter Erlina juga menyampaikan bahwa kasus TB resisten obat (TB-RO), di mana bakteri Mycobacterium tuberculosis menjadi kebal terhadap obat lini pertama, mengalami peningkatan dari 24 ribu menjadi 31 ribu kasus per tahun. TB-RO memerlukan pengobatan yang lebih kompleks dan lama dibandingkan dengan tuberkulosis biasa.

Read More

Erlina Burhan mengkhawatirkan bahwa insiden TB di Indonesia malah meningkat, meskipun upaya eliminasi TB dijadwalkan pada tahun 2030. Hal ini menandakan perlunya perhatian lebih serius terhadap penanggulangan tuberkulosis di Indonesia.

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang dapat disebarkan melalui droplet dari orang yang terinfeksi. Gejala umumnya meliputi kelemahan tubuh, penurunan berat badan drastis, demam, keringat di malam hari, dan batuk yang berlangsung selama tiga minggu atau lebih. Pada kondisi parah, gejala dapat mencakup batuk berdarah, nyeri dada, atau sesak napas.

Tuberkulosis (TBC) merupakan suatu penyakit bakteri menular yang memiliki potensi serius dan utamanya menyerang paru-paru. Penyakit ini dapat menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Sebagian besar individu yang terinfeksi oleh bakteri penyebab TB tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, jika gejala muncul, biasanya termasuk batuk (kadang-kadang dengan bercak darah), penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, dan demam.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi memerlukan pengobatan, terutama jika mereka tidak menunjukkan gejala. Namun, bagi mereka yang mengalami gejala aktif, perawatan menjadi suatu kebutuhan. Pengobatan ini melibatkan pemberian beberapa jenis antibiotik dan memerlukan perjalanan pengobatan yang cukup panjang. Dengan demikian, diagnosis dini dan tindakan pengobatan yang tepat menjadi kunci dalam penanganan tuberkulosis. (red)