Aksaratimes.com I 25 Februari 2024 Jakarta – Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel di wilayah Palestina hampir mencapai 30.000 orang per Sabtu (24/2). Dalam 24 jam terakhir, tercatat sedikitnya 92 orang tewas, dan total 69.737 orang lainnya terluka sejak konflik dimulai pada 7 Oktober.
Meskipun dua pihak sedang berusaha mencapai gencatan senjata, Israel tidak menghentikan serangan di Gaza. Pada Sabtu (24/2) malam, serangan oleh pasukan Israel menewaskan puluhan orang di Gaza.
Hamas menyatakan bahwa lebih dari 70 serangan dilakukan oleh pasukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil di berbagai kota Gaza, termasuk Deir al-Balah, Khan Yunis, dan Rafah. Dalam serangkaian operasi, militer Israel “mengintensifkan operasi” di wilayah barat Khan Yunis, melibatkan tank, tembakan jarak dekat, dan pesawat terbang. Mereka juga menggerebek rumah seorang agen intelijen militer senior dan menghancurkan terowongan.
Kepala Mossad Israel, David Barnea, ikut dalam perundingan di Paris dengan upaya membuka blokir pembicaraan tentang gencatan senjata. Barnea menekankan pentingnya kesepakatan pemulangan sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Selain itu, AS, Mesir, dan Qatar terlibat dalam upaya perundingan untuk mengamankan gencatan senjata dan pertukaran tahanan-sandera. Amerika Serikat telah menentang rencana mencaplok Gaza sepenuhnya oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan meningkatnya kekhawatiran akan kelaparan warga sipil. UNRWA, badan bantuan utama PBB untuk Palestina, menyatakan bahwa warga Gaza berada dalam bahaya ekstrem. Seorang bayi berusia dua bulan dilaporkan meninggal karena kekurangan gizi, dan risiko kelaparan diperkirakan akan meningkat jika Israel terus menghalangi bantuan masuk ke Gaza. Demo puluhan orang di dekat kamp pengungsi Jabalia mencerminkan kemarahan dan keputusasaan warga.
Situasi ini juga terjadi bersamaan dengan meningkatnya ketegangan terkait krisis pangan di Gaza. Warga sipil Gaza semakin terancam, sementara dunia menyaksikan perkembangan situasi yang semakin kritis terkait bencana kemanusiaan ini tanpa dapat berbuat apa-apa, bila Negara sedang mengusahakan Perdamaian dengan cara Bernegara, Pemerintahan dengan cara Pemerintahan, maka sudah sewajarnya Dukungan Kemanusiaan dilakukan juga sesuai kemampuan, untuk tetap Mendukung kemanusiaan, salasatunya dengan Melakukan Boikot Ekonomi dan Perdagangan Israel dari berbagai Aspek dan bidang, Menuntut Hukum bagi para Pendukung Kejahatan Perang yang melakukan afiliansi dengan mendukung agresi dan menghambat masuknya bantuan. (red)