Kediri – Ada tempat tongkrongan baru, yang cocok buat Kong kow. Lokasinya di dataran tinggi di lereng kaki gunung wilis. Namanya Kedai pagung (kepang) bertempat di dusun oro oro ombo desa Kepang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Suasana yang sejuk, dengan dikelilingi pohon jati dan pohon mangga membuat pengunjung semakin betah berlama lama disini.
Meski baru saja dilauncing pada malam pergantian tahun kemarin, namun minat pengunjung untuk datang kesini cukup banyak. ” Kapasitas kedai bisa menampung 50 – 100 pengunjung mas. Karena masih pandemi covid – 19 untuk sementara kita batasi,” Terang Yoni Bastian.
lanjut pria berusia 41 tahun ini menjelaskan Kedai Pagung berdiri diatas lahan seluas 2500 meter persegi. View yang ditawarkan berupa areal persawahan terasiring serta pebukitan gunung klotok Kediri yang terlihat dari atas. Dengan view yang ada, pengunjung bisa mengeksplorenya berswam foto dari berbagai sudut.
Ada juga sejumlah fasilitas yang telah disediakan oleh pihak pengelolah untuk berswam foto. Disamping itu, pengunjung bisa keluar dari area kedai untuk mendekat melihat secara langsung proses bercocok tanam petani lereng wilis disana.
” Kedepan jika proyek pembangunan bandara sudah jadi, lintasan sebelah utara bisa dilihat dari sini, ” kata bapak dua anak ini
Terlebih bagi pengunjung yang ingin menguji andernalin, bisa mencoba naik kendaraan mini trail. Pihak pengelola menyediakan persewaan mini trail di arena lokasi. Ada 3 unit mini trail, masing masing bermesin 50 cc dan 110, 125 cc . Harga sewa kendaran tersebut sangat terjangkau, cukup dengan merogoh kocek Rp 10 ribu, pengunjung bisa naik trail berkeliling di area lokasi sekitar kedai.
Rencananya dalam waktu dekat, pengelolah juga akan menambah wahana permainan
Pengunjung yang datang tidak hanya dari warga, tetapi juga sejumlah komunitas kendaraan juga ikut Kong kow disini.
Makanan dan minuman yang dijual di kadei pagung harganya terjangkau. Bagi pelajar mau pun mahasiswa tidak perlu risau, karena disini menyediakan minuman kopi dan es teh seharga cuman Rp 4 ribu. Selain minuman kopi dan es teh, pengunjung juga bisa mencicipi varian minuman modern lainya yang rasanya tak kalah dengan bikinan resto .
Sementara makanan yang dijual lebih menyasar ke kuliner tradsional seperti nasi tiwul, dan nasi jagung yang dijual per porsi Rp 10 ribu. Semua makanan dan minuman merupakan olahan dari warga lokal sekitar. Bahkan ada juga snack atau makanan ringan seprti keripik dan stik yang merupakan hasil dari prduk UMKM desa setempat.
” Kita juga berdayakan perekonomian masyrakat dengan menjual produk UMKM seperti stik dan keripik, ” Ungkapnya.