Objek Wisata di Bojonegoro dibuka Kembali Sementara Sekolahan Masih Ditutup

Bojonegoro (aksaratimes.com) Agustus 18, 2020
Peringatan HUT RI ke-75 di masa pandemi Covid-19 membuat kalangan masyarakat timbul kembali jiwa nasionalismenya. Hal itu terlihat dari antusiasme terhadap kebiasaan pemasangan bendera, ucapan-ucapan kemerdekaan, dan lomba-lomba kecil di daerah Bojonegoro Jawa Timur. Upacara kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang biasanya diikuti seluruh jenjang pendidikan khususnya dan elemen masyarakat, akhirnya hanya perwakilan dan dilakukan sesuai protokol kesehatan di masa Covid-19.

Bojonegoro kembali membuka area objek wisata pada hari Sabtu tanggal 15/08/2020, yang beberapa bulan telah ditutup karena Covid-19. Obyek Wisata resmi dibuka oleh Ibu Ana selaku Bupati Bojonegoro dan didampingi oleh Komandan Kodim, Waka Polres, dan Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Bojonegoro, yang dilaksanakan di Kayangan Api Ngasem ditandai pemukulan gong sebagai simbolis.

“Inilah saatnya kita melakukan sesuatu yang bisa kita laksanakan, kita raih dan realisasikan bersama, dengan tetap memperhatikan pencegahan penularan Covid-19,” tegas Ibu Ana.

Read More


Salah satu guru di Sumberrejo yang juga merupakan aktivis kemanusiaan yang bernama Danial memberikan tanggapan terkait dibukanya kembali objek wisata tersebut “sektor wisata telah merdeka dan dibuka kembali dengan berlandaskan mengembalikan perekonomian masyarakat, terus bagaimana dengan pendidikan di Bojonegoro?” katanya.

Beberapa bulan ini KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di Bojonegoro dilakukan dengan sistem pembelajaran daring (dalam jaringan). “wong belajar langsung saja susah dipahami apalagi belajar lewat jarak jauh. Ada banyak hambatan dan kendala dalam menyampaikan KBM melalui daring, dimana siswa tidak memiliki Handphone yang memadai, sinyal di daerah yang kurang baik, siswa harus membeli paketan” ujar Danial.

“seperti Minggu kemarin, ada satu siswa yang WA ke saya karena materi dari salah satu guru tidak bisa dibuka. Setelah saya cek, ternyata HPnya tidak memadai HPnya belum berbasis Android. Akhirnya langsung saya edit terus saya kirim dengan format PDF, terus kenapa hanya objek wisata yang dibuka tapi sekolahan tidak” tambahnya.

Solusi untuk sektor pendidikan pastinya ditunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Siswa telah banyak yang enggan untuk pembelajaran daring. Wali murid juga sudah capek menjadi guru sementara untuk anaknya. Antara ekonomi dan pendidikan berhubungan erat, jika pendidikannya baik maka ekonomi juga akan baik, begitupun sebaliknya. (dalimun)