Peringati Hari Santri, Puluhan Anak TPQ Dan Warga Nonton Sang Kiai Di Masjid

Kediri (aksaratimes.com) – Berbagai macam cara dilakukan untuk memaknai Hari Santri, di Kota Kediri puluhan siswa TPQ bersama warga diajak pengurus masjid Nobar film Sang Kiai didalam masjid.

Inilah yang dilakukan oleh takmir masjid dan pengajar Masjid Al Khalid, Desa Semampir, Kota Kediri. Memperingati Hari Santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober besok, mereka mengajak anak anak yang belajar mengaji di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) menonton film Sang Kiai.

Menurut Ketua Takmir Masjid Al Khalid, Slamet. Ia beserta pengurus sengaja mengajak nonton film Sang Kiai yang merupakan kisah perjuangan ulama karismatik pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. K.H. Hasjim Asy’ari (kakek dari K.H. Abudrrahman Wahid/Gus Dur). Beliau adalah tokoh kunci dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan pada era 1942-1947.

Melalui “Resolusi Jihad”, tokoh yang dijuluki Hadratus Syeikh atau Maha Guru ini mengimbau dan mengajak para santri pejuang untuk berjihad fisabilillah melawan penjajah yang kemudian melahirkan peristiwa perang besar yang kita kenal sebagai hari Pahlawan 10 November 1945.

Read More

Itulah kenapa Slamet dan takmir menganggap film Sang Kiai merupakan langkah tepat memberikan pengenalan sejarah bagaimana perjuangan kiai dan santri melalui pondok pesantren berjuang dan mengusir penjajah Jepang dari Indonesia.

“Kami memang sengaja memilih cara yang agak berbeda dalam memperingati Hari Santri tahun ini, sehubungan selain Masjid Al Khalid ini merupakan masjid yang baru berdiri, kami ingin lebih memudahkan anak anak dan warga secara audio visual seperti apa perjuangan santri, kiai dan pondok pesantren dalam berjuang mengusir penjajah,” Ucap Slamet. Senin, (21/10/2019).

Seperti yang diutarakan Dzaky (10) siswa SD Kelas V yang mengikuti acara Nobar Sang Kiai. Dzaky merasa sangat terinspirasi dan kagum dengan perjuangan kiai saat melawan dan mengusir penjajah meskipun tidak.menggunakan senjata.

“Ini baru pertama kalinya saya nonton film Sang Kiai, saya kagum ternyata santri dan pak kiai berjuang, berperang melawan penjajah pakai sarung, padahal penjajahnya pakai senjata dan bom,” Ucap Dzaky dengan polosnya.

Berdasar pantauan detikcom, tak seperti masjid pada umumnya, Masjid Al-Khalid tidak memiliki kubah. Identitas itu diganti  dengan atap gunungan seperti rumah joglo. Namun, empat tiang penyangga atau tiang soko yang biasanya ada pada rumah khas Jawa, sengaja dihilangkan. Tujuannya agar tidak mengganggu pandangan antara imam dan jamaah saat shalat berjamaah.

Dikonsep dengan gaya kekinian dan instagramable dari sisi manajemen masjid dikelola secara modern, bahkan masjid ini memiliki mesin ATM Beras yang pertama kalinya di Kediri.