Aksaratimes.com I 9 Juni 2024 Jakarta – Perusahaan keamanan siber Ensign InfoSecurity meramalkan bahwa ancaman siber yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) akan semakin dominan pada tahun ini. Berikut adalah alasannya:
Adithya Nugraputra, Kepala Konsultasi Ensign InfoSecurity Indonesia, menyatakan bahwa selain membantu tim keamanan, AI juga dapat dimanfaatkan oleh para penjahat siber untuk melancarkan serangan. “AI menjadi sangat relevan saat ini, selain itu membantu tim security, mereka juga membantu tim attacker,” kata Adithya dalam acara Media Briefing Eksklusif pada Rabu (15/5).
Biasanya, AI membantu tim keamanan dalam mendeteksi aktivitas mencurigakan atau jahat. Namun, kini para peretas menggunakannya juga untuk melakukan eksplorasi awal dan akses, seperti phishing, serta mengembangkan senjata siber baru seperti polimorfisme.
Sebelumnya, raksasa teknologi Microsoft juga mengungkap bahwa para peretas dari berbagai negara mulai memanfaatkan teknologi AI untuk melancarkan serangan siber. Laporan Microsoft, ‘Navigating Cyberthreats and Strengthening Defenses in the Era of AI’, menyoroti bahwa lanskap ancaman siber telah menjadi lebih menantang karena penjahat semakin termotivasi, canggih, dan memiliki sumber daya yang lebih baik.
Pelaku ancaman dan pihak yang bertahan sama-sama tertarik pada AI, termasuk model bahasa besar (Large Language Model, LLM), untuk meningkatkan produktivitas mereka dan memanfaatkan platform yang sesuai dengan tujuan dan teknik serangan mereka.
Berikut adalah prospek ancaman siber untuk tahun 2024 menurut Ensign InfoSecurity:
Pengaruh Hacker dalam Kampanye Berbasis AI:
Serangan siber berbasis AI dalam kampanye berpotensi akan mempengaruhi hasil pemilihan umum dan merusak kepercayaan publik terhadap sistem digital. Dengan teknologi deepfake yang semakin maju, hacker dapat dengan mudah melakukan impersonasi dan mempengaruhi opini publik, degan mengikis kepercayaan publik terhadap interaksi digital.
AI dalam Pengembangan Serangan Baru:
Penggunaan AI oleh para hacker dapat memperkuat serangan lama dan menciptakan jenis serangan baru. AI dapat membantu serangan rekayasa sosial dengan konten yang dihasilkannya, sehingga sulit dideteksi oleh sistem keamanan. Kemajuan dalam model AI memungkinkan para hacker untuk menghasilkan konten berbahaya dengan cepat, serta meningkatkan efektivitas serangan mereka.
Pengamanan Ancaman AI:
Diperlukan langkah-langkah preventif dan responsif untuk melindungi sistem keamanan digital dari ancaman serangan siber yang melibatkan AI. Protokol keamanan dan deteksi harus ditingkatkan untuk mengatasi sifat probabilistik dari sistem AI, yang sering sulit diprediksi. Selain itu, AI juga harus dilindungi dari data poisoning untuk menghindari manipulasi data yang dapat merusak kinerja AI. (red)