Smelter Freeport Selesai di bangun, Gresik akan Memulai Produksi Tembaga dan Emas pada Agustus 2024, Output Produksi Emas 50-60 ton dan Perak 220 ton (Per Tahun)

Aksaratimes.com I 28 Juni 2024 Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI) telah meresmikan operasi smelter konsentrat tembaga terbesar di dunia yang terletak di Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini mencakup lahan seluas 100 hektare dan diresmikan dalam acara virtual pada Kamis (27/6/2024).

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyatakan bahwa smelter ini merupakan proyek yang menantang namun berhasil diselesaikan dengan sukses. Smelter ini memiliki kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Selain menghasilkan katoda tembaga sebanyak 600-700 ribu ton, smelter ini juga memproduksi emas dan perak dari produk sampingan lumpur anoda.

“Alhamdulillah kita bisa meresmikan operasi smelter PTFI ini yang cukup challenging untuk menyelesaikannya. Ini merupakan smelter tembaga single line terbesar di dunia, yang ada di Indonesia khususnya di Gresik,” ungkap Tony.

Read More

Proses produksi katoda tembaga di smelter ini dijadwalkan dimulai sekitar Agustus 2024, setelah periode pemanasan untuk mencapai suhu optimal dalam proses furnish. Konsentrat tembaga akan diolah menjadi anode casing sebelum diproses lebih lanjut di Electro Refinery, yang memerlukan waktu sekitar 3 minggu.

“Semoga dapat bisa dilakukan sebelum atau dalam rangkaian acara peringatan HUT Republik Indonesia 17 Agustus,” tambah Tony.

Dampak Ekonomi di Gresik yang Berkembang Pesat

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, optimis bahwa kehadiran smelter Freeport ini akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Gresik.

“Begitu tahun depan produksi sudah jalan, pertumbuhan ekonomi di Gresik saya yakin akan lebih tinggi dari berbagai daerah lain di Jawa Timur,” ujar Airlangga. Menurutnya, smelter ini merupakan proyek yang sangat tepat waktu mengingat pentingnya mineral kritis dalam era energi terbarukan yang sedang tren saat ini. Airlangga juga menekankan bahwa tidak ada yang mampu membangun smelter sebesar ini dalam waktu singkat seperti yang dilakukan Freeport.

“Ini paling hebat karena kita lihat 3-4 tahun lagi ke depan tidak ada yang mampu membangun smelter seperti ini, di lahan 100 Ha di manapun. Kalau pun mereka berpikir sekarang, itu masih 4-5 tahun ke depan baru bisa produksi. Jadi ini sangat tepat waktu,” tutup Airlangga. (red)