Stagflasi dan Hubungannya dengan Kasus Judol yang Rugikan Negara hingga tembus Ratusan Triliun

Aksaratimes.com I 15 Juni 2024 Jakarta – Stagflasi adalah kondisi ekonomi yang ditandai oleh kombinasi inflasi tinggi, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, dan tingkat pengangguran yang tinggi. Salah satu penyebab potensial stagflasi adalah penurunan peredaran uang sebagai alat pembayaran. Berikut adalah dampak dari stagflasi yang disebabkan oleh menurunnya peredaran uang:

  1. Penurunan Konsumsi dan Investasi:
    • Ketika peredaran uang menurun, konsumen memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan. Ini mengurangi permintaan barang dan jasa, yang pada gilirannya akan menekan produsen untuk mengurangi produksi. Pengusaha menjadi enggan untuk berinvestasi dalam bisnis baru atau memperluas usaha yang ada, karena rendahnya permintaan pasar.
  2. Kenaikan Tingkat Pengangguran:
    • Penurunan permintaan barang dan jasa menyebabkan perusahaan mengurangi produksi, yang sering kali berarti pengurangan tenaga kerja. Hal ini meningkatkan tingkat pengangguran, karena perusahaan-perusahaan berusaha untuk memotong biaya dalam menanggapi penurunan pendapatan.
  3. Inflasi yang Berkepanjangan:
    • Meskipun permintaan menurun, inflasi bisa tetap tinggi atau bahkan meningkat. Ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti kenaikan biaya produksi (misalnya, biaya energi atau bahan baku), devaluasi mata uang, atau ekspektasi inflasi. Kombinasi dari inflasi tinggi dan pengangguran tinggi adalah karakteristik utama stagflasi.
  4. Penurunan Pertumbuhan Ekonomi:
    • Dengan konsumsi dan investasi yang menurun, pertumbuhan ekonomi melambat atau bahkan menjadi negatif. Ini menciptakan lingkaran setan, di mana pengangguran yang tinggi dan permintaan yang rendah akan terus menghambat pertumbuhan ekonomi.
  5. Daya Beli Menurun:
    • Inflasi yang tinggi mengurangi daya beli konsumen, karena harga barang dan jasa meningkat sementara pendapatan tidak meningkat seiring dengan inflasi. Ini memperburuk penurunan konsumsi, memperdalam kondisi ekonomi yang stagnan.
  6. Kesulitan dalam Kebijakan Moneter:
    • Bank sentral menghadapi dilema dalam situasi stagflasi. Biasanya, untuk mengatasi inflasi, bank sentral akan menaikkan suku bunga, tetapi ini bisa memperburuk pengangguran dan memperlambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Sebaliknya, menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dapat memperburuk inflasi.
  7. Ketidakstabilan Sosial dan Politik:
    • Stagflasi dapat menyebabkan ketidakpuasan sosial dan politik karena penurunan standar hidup dan meningkatnya pengangguran. Ini dapat memicu protes dan ketidakstabilan politik, yang dapat mengganggu perekonomian lebih lanjut.
  8. Kerugian Sektor Perbankan dan Keuangan:
    • Dengan penurunan aktivitas ekonomi dan peningkatan gagal bayar, sektor perbankan dan keuangan dapat mengalami kerugian besar. Penurunan kualitas aset dan peningkatan non-performing loans (NPL) dapat mengancam stabilitas finansial.

Secara keseluruhan, stagflasi yang disebabkan oleh menurunnya peredaran uang sebagai alat pembayaran menciptakan tantangan besar bagi ekonomi, pemerintah, dan masyarakat. Kombinasi inflasi tinggi, pengangguran tinggi, dan pertumbuhan ekonomi yang rendah memerlukan kebijakan yang hati-hati dan terpadu untuk mengatasinya.

PPATK, lembaga yang bertanggung jawab atas pelaporan dan analisis transaksi keuangan, mencatat bahwa nilai transaksi judi online pada tahun 2023 hingga saat ini telah mencapai lebih dari Rp600 triliun. Ivan Yustiavandana, Kepala PPATK, mengungkapkan bahwa jumlah tersebut tersebar di berbagai negara dengan angka transaksi kuartal pertama tahun 2024 saja mencapai lebih dari Rp100 triliun. Meskipun ada variasi nilai di beberapa negara, Ivan menekankan bahwa besarnya jumlah ini mencerminkan dampak signifikan dari kegiatan tersebut.

Read More

Menurut Ivan, meskipun terjadi penurunan tren dalam nilai transaksi ini karena upaya sinergisitas lembaga yang semakin kuat, perlu diwaspadai kemungkinan adanya peningkatan aktivitas judi online mengingat masih tingginya permintaan. Pemerintah sendiri telah membentuk satuan khusus untuk memerangi judi online di bawah koordinasi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Hadi Tjahjanto.

Namun, fenomena judi online tidak hanya menciptakan dampak ekonomi, tetapi juga berdampak sosial yang signifikan. Beberapa kasus kriminal yang terkait dengan judi online telah menarik perhatian, termasuk kasus tragis pembakaran yang dilakukan oleh istri terhadap suaminya di Mojokerto, Jawa Timur, karena persoalan keuangan yang terkait dengan judi.

Kasus lainnya mencakup dugaan penggelapan uang yang melibatkan anggota TNI, yang sedang dalam proses penyelidikan oleh pihak berwenang. Ini menunjukkan kompleksitas dan dampak serius dari maraknya dampak dari judi online dalam masyarakat saat ini.

Praktik Judi online, berdampak negatif dan signifikan pada perekonomian di suatu negara. Berikut adalah beberapa dampak negatif utama dari judi online terhadap perekonomian suatu negara:

  1. Kehilangan Pendapatan Konsumen
    Individu yang terlibat dalam judi online cenderung menghabiskan uang dalam jumlah besar, yang seharusnya bisa digunakan untuk keperluan konsumsi lainnya. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran konsumen di sektor-sektor ekonomi lain seperti retail, makanan, atau rekreasi.
  2. Pengeluaran di Luar Negara
    Banyak situs judi online beroperasi dari luar negeri atau di luar yurisdiksi negara tersebut. Uang yang dihabiskan oleh pemain dalam perjudian online bisa saja mengalir ke negara lain, sehingga negara tersebut kehilangan potensi pendapatan pajak yang seharusnya karena menurunnya peredaran uang yang berdampak pada Stagflasi ekonomi di suatu negara sehingga berdampak pada Krisis setelahnya.
  3. Kerusakan Keuangan Keluarga
    Kecanduan judi online dapat menyebabkan kerusakan keuangan yang serius bagi individu dan keluarga mereka. Kehilangan besar dalam perjudian bisa menyebabkan utang, kebangkrutan, atau masalah keuangan lainnya yang mempengaruhi kesejahteraan ekonomi keluarga secara keseluruhan, termasuk naiknya Angka Kriminalitas dan Kekerasan dalam rumah tangga
  4. Penyalahgunaan Dana Publik
    Beberapa praktik judi online mungkin melibatkan penggunaan dana publik atau dana pensiun dalam bentuk investasi yang tidak aman atau ilegal. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian finansial bagi lembaga-lembaga publik dan individu yang bergantung pada dana tersebut, Termasuk adanya resiko bila sampai ada pihak yang melakukan penggelapan dana diluar penggunaan investasi resmi dan legal untuk tujuan judi online yang tidak di ketahui publik.
  5. Peningkatan Kriminalitas Keuangan
    Industri judi online yang tidak diatur dengan baik atau ilegal dapat menjadi tempat untuk pencucian uang, penipuan, atau aktivitas kriminal lainnya yang merugikan perekonomian negara secara keseluruhan. Ini juga dapat menyebabkan peningkatan kejahatan terkait keuangan dan korupsi.
  6. Pemborosan Sumber Daya
    Penyediaan infrastruktur dan sumber daya untuk mengawasi dan mengatur industri judi online yang besar bisa memakan biaya yang signifikan bagi negara. Sumber daya ini mungkin bisa dialokasikan untuk kepentingan publik yang lebih produktif seperti pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur fisik bila saja judi online dapat di berntas sepenuhnya
  7. Dampak Sosial Negatif
    Masalah kesehatan mental seperti kecanduan judi, konflik dalam hubungan, dan tekanan finansial dapat menghasilkan biaya tambahan bagi sistem kesehatan dan layanan sosial di suatu negara.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengatur dan memberantas praktik judi online untuk meminimalkan dampak negatif ini pada perekonomian negara dan masyarakat secara keseluruhan. (red)