Terobosan Pemkot Kediri Pulihkan Ekonomi Pelaku UMKM

Kediri (aksaratimes.com)—Walikota Kediri Ajak OPD Terkait Pikirkan Pemulihan Ekonomi Pelaku UMKM Pada Masa Pandemi Corona dengan Gotong Royong Kreatif.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 membuat UMKM mengalami penurunan penjualan. Untuk itu perlu ide-ide kreatif agar dapat mengembalikan tingkat penjualan mereka seperti semula dan bahkan dapat lebih meningkat. Pada Selasa (23/6) bertempat di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak Klinik UMKM Kota Kediri, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri dan Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Kediri melakukan _brainstroming_ untuk mencari langkah strategis perkembangan UMKM.

“Data yang saya dapat dari Kementerian, ada peningkatan _traffic_ pada teknologi digital sebesar 15-20 persen di masa pandemi ini. Sementara dari total pelaku UMKM hanya 13 persen yang _go online_, artinya masih ada 87 persen UMKM yang belum berjualan secara _online_,” kata Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar.

Read More

Produk UMKM Kota Kediri akan dipersiapkan agar bisa lebih dikenal secara luas dan dapat bersaing dengan UMKM daerah lain serta yang tak kalah penting agar dapat meningkatkan penjualan mereka, caranya dengan mempersiapkan dan menjual produk-produk tersebut di sebuah_marketplace_ atau _platform_ belanja online yang sangat digemari masyarakat saat ini. Bila dibandingkan, menjual produk secara _online_ maupun _marketplace_ lebih cepat dikenal dan laku bila dibandingkan dengan _offline_. Karena pasar _marketplace_ begitu luas, tidak hanya di Indonesia tetapi bisa lintas negara. Sebaliknya, bila dijual secara _offline_ harus mendirikan toko yang butuh biaya besar serta produknya hanya diketahui masyarakat sekitar. Butuh waktu lama dan biaya besar aga produk diketahui oleh masyarakat luas.

“Namun PR-nya adalah bagaimana para pembeli itu tahu soal keberadaan produk dari UMKM lokal dan tertarik untuk membelinya, itu yang harus dipikirkan. Kalau hanya _upload_ ke _marketplace_ lalu dibiarkan saja tanpa sentuhan kreatifitas dan _marketing_ biasanya kurang maksimal,” tambahnya.

Dengan gambaran tersebut, ada beberapa hal yang dipersiapkan Pemerintah Kota Kediri untuk membawa UMKM Kota Kediri bisa masuk di _marketplace_. Hal yang pertama dari segi produk apakah sudah baik atau belum, contohnya makanan, apakah rasanya sudah enak atau belum dan ciri khas produk tersebut. Kemudian dari segi kemasan atau _packaging_ sudah cantik atau belum, karena _packaging_ yang bagus itu bisa meningkatkan harga jual. Lalu para UMKM juga harus melek teknologi agar lebih mudah pemasarannya dan produk lebih cepat dikenal oleh masyarakat luas.

Sebagian besar produk UMKM Kota Kediri sebenarnya sudah layak jual dan siap untuk dipasarkan di _marketplace_ namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti _packaging_ nya. Misalnya saja Tenun Ikat Bandar Kidul dari segi bahan, warna sudah baik dan juga perawatan yang mudah namun yang masih perlu perbaikan dari segi kemasannya. Bagi UMKM Kota Kediri yang produknya belum layak jual di _marketplace_ akan diberikan pendampingan oleh tim Klinik UMKM agar kualitas produk yang dihasilkan bisa bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain dan produk-produk lain.

“Di masa pandemi ini, ada istilah menarik AADC. Jadi kita harus “accept” atau menerima kenyataan bahwa sekarang sedang masa pandemi, dan dengan adanya pandemi kita harus “adapt”; karena siapa yang beradaptasi yang bisa bertahan. Lalu karena adanya _social distancing_ jualan kita harus ke “digital” karena itu tidak membutuhkan tatap muka langsung dan agar ada nilai lebih dari sebuah produk perlu “creative collaborative”, karena dengan kolaborasi kita lebih ringan, prinsipnya bergotong royong secara kreatif”, tutupnya.

Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota kediri Nur Muhyar, Plt Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Tenaga Kerja Kota Kediri Bagus Alit, dan pengurus Klinik UMKM.(*/mb)