Kediri (aksratimes.com) – Kondisi Pandemi COVID 19 yang terjadi mengubah kebiasaan masyarakat saat berlebaran. Kegiatan halal bi halal yang biasa dilakukan dengan bertatap muka kini dilakukan secara online. Seperti hari ini Selasa (2/6) bertempat di Command Center Balaikota Kediri, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengikuti halal bi halal secara online yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri.
Halal bi halal ini juga diikuti oleh seluruh kepala daerah, forkopimda dan perbankan di wilayah kerja KPwBI Kediri. Selain bersilaturahim, dalam halal bi halal ini kepala daerah yang berada di wilayah kerja KPwBI Kediri memberikan pesan dan harapan secara bergantian.
Pada kesempatan ini Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan saat ini Kota Kediri sedang menyesuaikan dan beradaptasi. Serta sedikit demi sedikit menggerakkan perekonomian di Kota Kediri. “Sebelum _new normal_ kita sudah mulai adaptasi. Karena pemikiran kita banyak sekali pengusaha-pengusaha yang mengaku pada bulan-bulan kedua dan ketiga ini mulai makan aset yang bulan pertama itu makan tabungan. Artinya sudah mulai rugi, mereka sudah mulai angkat tangan terkait keadaan yang seperti ini. Dan tetep kita sarankan ke mereka untuk tidak mem-PHK. Lalu yang kita lakukan disaat ini itu menyesuaikan, kita juga mengetatkan masalah protokol kesehatan. Boleh buka tapi mall atau toko lalu tempat makan itu kapasitasnya 50 persen dari keadaan normal,” ujarnya.
Selain pengetatan protokol kesehatan, walikota muda yang akrab disapa Mas Abu ini menjelaskan Kota Kediri juga melakukan kampanye penggunaan masker dan pola hidup sehat. Apalagi saat ini di Kota Kediri banyak kasus orang tanpa gejala (OTG). “Saat ini kalau kita deteksi kasus positif di Kota Kediri ada 45 dan lebih dari separuhnya adalah OTG. Saya khawatir OTG ini bisa menularkan ke yang lain. Ini yang membuat Kota Kediri mencari cara agar disiplin masalah protokol kesehatan dan ekonomi bisa berputar sedikit-sedikit. Kalau keadaannya belum ada vaksin kita harus bertahan sampai kapanpun vaksin itu ada,” jelasnya.
Walikota Kediri mengajak seluruh kepala daerah dan KPwBI Kediri untuk berdiskusi terkait dengan _recovery_. Agar nantinya program-program _recovery_ bisa tepat sasaran. “Saya juga minta masukan dari teman-teman di daerah lain dan juga Bapak Sofwan dari BI apa yang mesti pemda lakukan supaya paling tidak ekonomi bisa bangkit. Masalah kesehatan sudah kita urus begitu juga dengan jaring pengaman sosial kita juga sudah urus. Masalah ketiga adalah masalah recovery yang harus kita pikirkan bersama-sama. _Recovery_ ini yang diminta Bapak Presiden harus berjalan sesuai ekspektasi. Kita harus bisa balik lagi supaya perekonomian kita ini berkembang, bertumbuhnya seperti waktu sedia kala. Nah ini memang harus kita pikirkan bersama-sama. _Nggak_ bisa ini parsial hanya Kota Kediri saja,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala KpwBI Kediri Sofwan Kurnia mengatakan akan segera dilakukan Focus Group Discussion (FGD). Perlu juga dilakukan inventarisir dan kekuatan ekonomi daerah. “Bisa saja surplus barang dan jasanya di satu wilayah tapi di wilayah tetangganya defisit. Kalau dulu di kala normal lemparnya ke Jakarta atau kota lain. Tapi kalau sekarang mungkin ke yang terdekat dulu. Sehingga nantinya kita bisa saling menggerakkan satu sama lain. Dengan memberikan keyakinan kita sudah memulai aktivitas perekonomian untuk bisa memulihkan ekonomi di masing-masing wilayah nanti akan memberikan kekuatan kepada pelaku yang lain. Sambil terus membangun kesadaran kepada masyarakat bahwa kegiatan ekonomi harus dijalankan dengan disiplin yang kuat,” ujarnya.