Harga Bitcoin Terjun ke Bawah Rp 972 Juta Setelah Serangan Israel ke Iran

Aksaratimes.com I 20 April 2024 Jakarta – Pasar kripto mengalami penurunan drastis, khususnya harga Bitcoin yang merosot di bawah US$ 60.000 atau sekitar Rp 972 juta (dengan kurs Rp 16.200) dalam perdagangan Jumat. Penurunan ini terjadi setelah rudal-rudal Israel menghantam wilayah Iran, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Jumat (19/4/2024).

Nilai Bitcoin turun lebih dari 5,5%, mencapai US$ 59.961 dalam sesi Asia, seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) secara luas. Sementara itu, nilai kripto Ether juga mengalami penurunan di bawah US$ 3.000, menjadi US$ 2.895.

Di sisi lain, harga emas melonjak 1,3%, mencapai US$ 2.409 per troy ounce, mendekati level tertinggi sepanjang masa minggu sebelumnya di US$ 2.431 per troy ounce. Harga minyak Brent berjangka juga mengalami kenaikan lebih dari 3% di tengah kekhawatiran akan gangguan pasokan dari Timur Tengah.

Read More

Sebelumnya, rudal Israel dilaporkan telah menghantam sebuah lokasi di Iran, seperti yang diungkapkan oleh ABC News dan dikonfirmasi oleh pejabat AS. Serangan tersebut terjadi beberapa hari setelah Iran meluncurkan rudal dan drone ke Israel sebagai balasan atas serangan ke kompleks kedutaan besarnya di Suriah yang diduga dilakukan oleh Israel. Serangan tersebut juga mengakibatkan tewasnya seorang komandan senior militer Iran, menurut laporan dari kantor berita Fars Iran.

Pasar Kripto juga Melemah setelah Euforia ETF Bitcoin Spot Reda ?

Pada hari ini, 17 April 2024, pasar kripto mengalami penurunan bersamaan dengan berkurangnya euforia terhadap dana yang diperdagangkan di bursa (ETF bitcoin spot). Menurut data dari CoinMarketCap pada Rabu pukul 06:56 WIB, terlihat bahwa pasar kripto sedang mengalami pelemahan. Meskipun Bitcoin mengalami kenaikan sebesar 0,39% menjadi US$63.738,99, namun secara mingguan tercatat berada di zona negatif sebesar 7,87%. Sementara Ethereum turun 0,58% dan mengalami depresiasi sebesar 11,98% dalam satu minggu.

Indeks Pasar CoinDesk (CMI), yang digunakan untuk mengukur kinerja kapitalisasi pasar dari aset digital, mengalami kenaikan sebesar 0,33% menjadi 2.499,24. Namun, open interest terdepresiasi sebesar 1,34% menjadi US$55,83 miliar.

Menurut coindesk.com, euforia awal terhadap ETF bitcoin spot tampaknya telah reda, dengan arus masuk baru tidak mampu mengimbangi laju keluarnya dari Grayscale’s Bitcoin Trust (GBTC) yang masih berlangsung cepat. Pada pekan yang berakhir pada 12 April, ETF spot secara keseluruhan mengalami arus keluar bersih sebesar 1.766 bitcoin.

Karakteristik Bitcoin adalah dengan menetapkan volume pasokan yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu, dan akan bertambah hingga jumlah tertentu. Oleh karena itu, harga Bitcoin sepenuhnya akan tergantung pada permintaan. Karena Bitcoin belum memiliki nilai yang mendasarinya selain inovasi, permintaan Bitcoin ini akan jadi penentu utama nilai Bitcoin itu sendiri, yang akan berdampak langsung pada harganya di masa mendatang/fungsinya di masa mendatang.

Ketika permintaan terganggu oleh disruptsi konflik, seperti yang terjadi di Timur Tengah, setelah halving, harga memang memiliki potensi untuk kembali menguat hingga mencapai target 120k di masa depan. Namun, eskalasi konflik di Timur Tengah dapat mengancam eksistensi Permintaan kripto secara keseluruhan karena kripto tidak memiliki standar nilai seperti emas, meskipun memiliki nilai dalam inovasi dan efisiensi.

Jika eskalasi konflik berlanjut dalam jangka panjang, seperti konflik Rusia-Ukraina, peran Bitcoin dan kripto secara keseluruhan dapat tergeser oleh minat alokasi ke investasi safe haven seperti logam, terutama emas. Dalam situasi geopolitik yang tidak stabil dan menurunnya keamanan regional, nilai lindung seperti emas dan perak akan menjadi fokus utama sebagai tempat penyimpanan yang di anggap lebih aman karena memiliki nilai ekonomi, nilai manfaat dan nilai fungsi secara bersamaan, dibandingkan dengan aset digital seperti kripto yang hanya memiliki nilai fungsi dan efisienasi berdasarkan inovasi.

Meskipun Bitcoin dianggap sebagai “digital gold”, beberapa investor masih lebih memilih emas sebagai simpanan nilai yang pasti, terutama dalam kondisi dan situasi yang tidak kondusif. (red)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *