Penangkapan Pendiri Greenpeace di Greenland, Akan Dihadapkan pada Ekstradisi ke Jepang ?

Aksaratimes.com I 26 Juli 2024 Jakarta – Paul Watson, salah satu pendiri Greenpeace dan aktivis lingkungan anti-perburuan paus, ditangkap oleh kepolisian Greenland berdasarkan surat perintah internasional yang dikeluarkan oleh Jepang. Watson ditangkap pada Minggu, 21 Juli 2024, saat kapal yang ditumpanginya, John Paul DeJoria, berlabuh di Nuuk, ibu kota Greenland, untuk mengisi bahan bakar. Kapal tersebut sedang dalam perjalanan untuk mencegat kapal pabrik perburuan paus Jepang di Pasifik Utara.

Video yang diunggah oleh Captain Paul Watson Foundation (CPWF) menunjukkan Watson diborgol di anjungan kapal dan dibawa oleh polisi ke mobil di dermaga. Kepolisian Greenland mengonfirmasi bahwa Watson akan dihadapkan ke pengadilan distrik untuk menentukan apakah ia akan diekstradisi ke Jepang.

Watson, pendiri organisasi Sea Shepherd dan CPWF, dikenal atas aksi-aksinya melawan perburuan paus, termasuk konfrontasi langsung dengan kapal pemburu paus di laut. CPWF menyatakan bahwa penangkapan Watson terkait dengan Red Notice Interpol yang dikeluarkan atas aktivitas antiperburuan pausnya di Antartika. Mereka juga menyebutkan bahwa penangkapan ini mengejutkan, mengingat informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa Red Notice telah dicabut.

Read More

Pemerintah Jepang, melalui juru bicara penjaga pantai, mengonfirmasi mengetahui penangkapan tersebut tetapi tidak memberikan komentar lebih lanjut. Penjaga pantai Jepang berencana untuk mengambil langkah-langkah sesuai koordinasi dengan entitas terkait.

CPWF mengungkapkan bahwa kapal Watson sedang dalam misi untuk mencegat kapal pabrik Jepang baru, Kangei Maru, yang dikenal membantai paus. Kangei Maru, kapal induk berbobot 9.300 ton yang baru berangkat dari Jepang pada Mei lalu, dilengkapi dengan peralatan untuk mengangkut bangkai paus seberat 70 ton dan 40 kontainer pembeku.

Pihak Jepang berargumen bahwa konsumsi daging paus merupakan bagian dari budaya mereka dan berkaitan dengan ketahanan pangan. Namun, konsumsi daging paus telah menurun menjadi sekitar 1.000 hingga 2.000 ton per tahun dibandingkan dengan angka pada 1960-an.

Sebelum tahun 2019, Jepang aktif memburu paus di Antartika dan Pasifik Utara dengan alasan ilmiah. Setelah keluar dari International Whaling Commission, Jepang kini melakukan perburuan paus komersial di perairannya sendiri. CPWF menduga Jepang berniat memperluas perburuan paus di laut lepas pada 2025 dan percaya bahwa penangkapan Watson memiliki motif politik, bertepatan dengan peluncuran kapal baru mereka.

Red Notice terhadap Watson dikeluarkan pada 2012, terkait tuduhan kerusakan yang disebabkan dalam dua insiden di Samudra Antartika pada 2010. (red)