Kediri (aksaratimes.com) – Politeknik Negeri Malang (Polinema) yang membuka Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di Kota Kediri menggelar rapat kerja, Kamis (9/11) bertempat di Hotel Grand Surya. Rapat kerja tersebut guna menyusun program kerja di tahun 2020. Diharapkan program-program yang akan dijalankan dapat mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Kediri diangka 81,42 ditahun 2024 serta menumbuhkan UMKM dan perkonomian di Kota Kediri.
Harapan itu disampaikan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar saat menghadiri rapat kerja tersebut. Abdullah Abu Bakar juga meminta PSDKU Polinema tidak hanya mendorong dari sisi pendidikan tetapi juga membantu pengembangan UMKM melalui teknologi informasi atau alat produksi. Serta turut berkontribusi melalui program pengabdian kepada masyarakat. “Besar harapan saya kita bisa berkolaborasi yang seutuhnya antara pemerintah, lingkungan industri, dan kampus. Saya berikan contoh kontribusi yang dilakukan UNISKA dengan mengembangkan Kampung Keren di Kota Kediri. Mereka berkolaborasi dengan warga membuat ini dan semua orang bisa melihat proses pembuatan tahu. Tidak perlu mahal-mahal berikan saja ilmu yang bermanfaat,” ujarnya.
Selain itu juga turut berkontribusi terhadap perekonomian di Kota Kediri. Sesuai arahan Presiden masyarakat harus diedukasi menjadi _enterpreneur_ . Polinema bisa memanfaatkan gedung Kampus I untuk dibuatkan lab dan UMKM di Kota Kediri akan diarahkan masuk ke lab dan inkubator dimana yang menginkubasi adalah dari Polinema. “Saya bersama teman-teman di Pemda berpikir bahwa kita sebenarnya bisa berkolaborasi dengan bagus untuk masyarakat kita. Bapak ibu bisa meletakkan mahasiswanya untuk men _drive_ masyarakat agar mereka lebih _struggle_ dan _bankable_ juga. Jadi ketika ada perubahan mereka tidak jatuh dan bisa _taking profit_ sebanyak-banyaknya,” ungkapnya.
Walikota yang akrab disapa Mas Abu ini yakin harapan-harapan tersebut bisa terwujud. Apalagi Kota Kediri telah memiliki potensi-potensi yang banyak. Seperti PDRB Per Kapita Kota Kediri tertinggi ketiga di Indonesia setelah Jakarta Pusat dan Teluk Bintuni. Pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri juga tinggi, pertumbuhan ekonomi dengan indsutri tembakau sebesar 5,42 persen dan pertumbuhan ekonomi tanpa industri tembakau berada diangka 7,02 persen pada tahun 2017 dengan adanya brexit, perang dagang Cina Amerika terkoreksi diangka 5,82 persen. “Kita berkomitmen untuk pertumbuhan ekonomi tanpa tembakau terus meningkat. Saya target, di tahun 2024 pertumbuhan ekonomi tanpa tembakau mencapai 7,2 persen sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan tembakau mencapai 6,60 persen. Kita juga jaga inflasi jangan sampai diangka 2 supaya masyarakat bisa _saving money_ . Sehingga masyarakat kita cenderung memiliki daya beli dan investasi yang baik. Salah satunya investasi pendidikan dengan menyekolahkan anaknya. Jadi tidak memberikan harta tetapi memberikan ilmu,” jelasnya.
Kemudian dilihat dari posisinya, Kota Kediri strategis berada tepat di tengah-tengah Kabupaten/Kota se-Eks karisidenan Kediri dan memiliki potensi pengunjung mencapai 1,5 hingga 2 juta per hari. Perkembangan perekonomian di Kota Kediri selama ini baik. Dulu perekonomian di Kota Kediri berbasis manufaktur lama yaitu gula dan kini ekonomi kota kediri berbasis manufaktur baru yakni rokok dan masih mendominasi. Sedangkan untuk saat ini dan ke depan, ekonomi Kota Kediri diarahkan berbasis jasa. Seperti halnya pendidikan, layanan kesehatan, perhotelan dan perbelanjaan. “Banyak sekolah favorit dan kampus-kampus yang ada di Kota Kediri. Ada UB Kediri, SMA Taruna Brawijaya, IAIN di Rejomulyo, UNISKA, UNIK, UNP, IIK dan beberapa sekolah kesehatan lainnya. Itu merupakan wujud komitmen kami di bidang pendidikan,” imbuhnya.
Rapat kerja yang diselenggarakan mulai tanggal 9-11 Januari ini dihadiri oleh Ketua Dewan Pengawas Eka Afnan Troena, Ketua Senat Tundung Subali Patma, Direktur Polinema Awan Setyawan, Koordinator PSDKU Polinema R.Edy Purwantoro, Plt.Asisten Administrasi Umum Chevy Ning Suyudi, para rektor perguruan tinggi di Kediri dan perserta rapat kerja.