KEDIRI (aksaratimes.com)— Persik Kediri baru saja mengikuti pertemuan dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang diikuti para presiden klub Liga 1, hari ini (Jumat, 15/1/2021). Dalam rapat virtual itu, Presiden Klub Persik Abdul Hakim Bafagih menyampaikan sejumlah usulan. Salah satunya yang paling tegas adalah soal liga lanjut atau buyar.
Hakim mengungkapkan, akibat ketidakjelasan kompetisi sejak Oktober lalu, klub mengalami banyak kerugian. Yang pertama, perencanaan keuangan kacau dan tidak bisa dirumuskan. Kedua, tanggung jawab terhadap mitra sponsor juga tidak dapat dipertanggungjawabkan. “Kami kesulitan membuat perencanaan dan program selama kompetisi berhenti tanpa kepastian,” ujarnya.
Kerugian lain, adalah potensi tuntutan pemain dan pelatih kepada klub. Yang terakhir, akibat penundaan yang terlalu lama, semangat bermain sudah tidak ada. “Kami tahu, sepak bola Indonesia sudah berkembang menjadi lebih baik. Sekarang sudah dikelola swasta dan tidak lagi mengandalkan APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah). Tetapi, meski sudah mandiri, klub sangat bergantung pada federasi (PSSI) dan operator liga (PT LIB). Itu yang harus dipahami,” tutur Hakim.
Makanya, sejak jauh-jauh hari, pihaknya meminta PSSI dan PT LIB tegas menentukan status kompetisi. Dilanjutkan atau dihentikan.
Dari kondisi tersebut, Hakim mengusulkan beberapa poin penting soal nasib kompetisi. Di antaranya, segala tuntutan pemain dan pelatih akibat ketidakjelasan kompetisi menjadi tanggung jawab federasi dan operator liga.
Berikutnya, klub menuntut ketegasan dan koordinasi yang lebih baik antara PT LIB dengan PSSI. Jangan berubah-ubah seperti sekarang. “Kami masih ingat betul pertemuan terakhir dengan PSSI di Jogjakarta (13 Oktober 2020). Di situ disampaikan liga akan dilanjutkan dengan kondisi apapun. Ternyata (liga) tidak jelas juga,” tegasnya.
Untuk memberikan penegasan, Hakim mengatakan, Persik ingin kompetisi musim 2020 dihentikan. Pihaknya mengusulkan kompetisi baru musim 2021 dimulai paling cepat di bulan Juli. Pertimbangannya adalah proses vaksinasi yang mulai berjalan dan tren pandemi Covid-19 yang masih tinggi. “Kami usulkan, format kompetisi dibuat tanpa degradasi. Pandemi mereset banyak hal. Jadi kurang pas apabila ada sistem degradasi. Biarkan klub-klub pulih terlebih dahulu,” kata Hakim.
Usulan terakhir, klub meminta rapat umum pemegang saham (RUPS) 2021 segera dilaksanakan. Agendanya, membahas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan PT LIB dan proyeksi ke depan. “Menurut kami, perlu ada evaluasi terhadap nilai kontrak sponsor kepada LIB. Karena kita layak menaikkan nilainya,” pungkasnya.(*)